Manfaat Medical Checkup untuk Karyawan – Siapa disini yang bekerja sebagai tenaga kerja pabrik ataupun perkantoran? Pasti dari sekian banyaknya pembaca kami ada yang bekerja sebagai karyawan. Kesehatan merupakan hal yang wajib diperhatikan bagi semua orang. Memiliki tubuh yang sehat merupakan impian bagi setiap orang.
Manfaat Medical Checkup untuk Karyawan
Dengan terjaminnya kesehatan karyawan yang didukung dengan lingkungan kerja yang aman, tidak hanya memengaruhi kinerja dan produktivitas karyawan, namun juga memengaruhi produktivitas dan reputasi perusahaan secara keseluruhan. Maka dari itu sangatlah penting menjaga kesehatan bagi setiap karyawan.
Untuk kalian para calon karyawan juga pasti membutuhkan medical check up calon karyawan. Sebab saat ini perusahaan akan membutuhkan riwayat pemeriksaan kesehatan kita sebelum masuk ke perusahaan yang diinginkan. Penting pula mengetahui manfaat apa saja yang di dapat dari pemeriksaan medical check up ini.
Pada kesempatan kali ini, kami ingin membagikan kalian semua sedikit informasi mengenai medical check up calon karyawan itu. Apa saja kah itu, mari kita simak penjelasannya dibawah ini.
Manfaat Medical Check Up Karyawan
Medical check up calon karyawan bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan terkini dari karyawan. Dengan diketahuinya kondisi kesehatan karyawan, manfaat yang dapat diperoleh antara lain:
- Menentukan kemampuan karyawan dalam melakukan suatu pekerjaan, sehingga dapat mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
- Mengetahui secara dini tanda dari gangguan kesehatan, sehingga dapat meminimalkan faktor risiko dan menentukan langkah penanganan selanjutnya.
- Meningkatkan kesadaran karyawan untuk menerapkan gaya hidup sehat, serta selalu mematuhi peraturan K3 di suatu perusahaan, seperti menggunakan alat pelindung diri (APD).
- Potensi Bahaya dan Risiko Lingkungan Kerja
Tiap lingkungan pekerjaan memiliki potensi bahaya dan risiko tersendiri. Bentuk potensi bahaya bisa beragam, dan risiko dapat bersifat rendah atau tinggi. Potensi bahaya dan risiko keselamatan dan kesehatan kerja mencakup:
Bahaya faktor kimia. Beberapa bahan kimia dapat menyebabkan gangguan kesehatan atau kerusakan organ tubuh. Bahan kimia ini dapat masuk ke dalam tubuh manusia dengan beberapa cara, yaitu terhirup, tertelan, atau terserap ke dalam kulit.
Bahaya faktor fisik. Contoh bahaya dari faktor fisik adalah:
- Kebisingan, yaitu suara keras yang dihasilkan oleh suatu benda di lingkungan kerja. Pada tingkat suara dan waktu tertentu (biasanya jangka panjang), kebisingan dapat menyebabkan rusaknya saraf di telinga sehingga menimbulkan gangguan pendengaran secara permanen.
- Penerangan, yaitu tingkat kecukupan cahaya selama pekerja melakukan pekerjaannya. Jika penerangan kurang sesuai, dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko gangguan penglihatan.
- Jika pekerja terlalu sering mengoperasikan alat atau mesin yang bergetar, maka dapat memengaruhi fungsi tangan atau lengan, dan menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan sirkulasi di tangan.
- Iklim kerja. Tiap lingkungan kerja sebaiknya memiliki iklim kerja yang sesuai. Iklim kerja adalah perpaduan dari suhu, kelembapan, dan sirkulasi udara.
- Gelombang elektromagnet. Radiasi gelombang elektromagnet, seperti sinar-X, ultraviolet, atau inframerah dapat menyebabkan gangguan pada kulit, serta mata.
- Bahaya faktor biologi. Yang termasuk dalam faktor biologi adalah virus, bakteri, jamur, dan parasit, yang dapat tersebar di lingkungan pekerjaan atau ditularkan dari seorang pekerja ke pekerja lainnya.
- Bahaya faktor ergonomi. Secara tidak langsung, faktor ergonomi, seperti penyusunan tempat kerja dan pengaturan posisi duduk, dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti ketegangan otot dan kelelahan yang berlebihan.
- Bahaya faktor psikososial. Lingkungan kerja yang tidak memiliki manajemen dan organisasi kerja yang baik dapat menyebabkan tekanan pada diri pekerja dan berakhir pada stres. Stres terkait pekerjaan berpotensi memengaruhi kesehatan psikologis dan fisik pekerja, serta efektivitas perusahaan. Masalah kesehatan mental dan gangguan terkait stres dianggap sebagai salah satu penyebab utama pensiun dini, gangguan kesehatan secara keseluruhan, dan produktivitas yang rendah.